Bahasa Indonesia punya 5 huruf vokal, A, I, U, E, dan O. Tapi sebenernya huruf E kan punya dua bacaan. Huruf E dalam kata "benda" dan "tenda" dibaca berbeda. Kalau lihat di kamus, huruf E dalam kata "benda" ditulis pakai tanda sirkumfleks, "bênda". Jadi kapan kita pakai E biasa, dan kapan pakai Ê?
Ternyata jawabannya ada di harmoni huruf vokal!Berdasarkan wikipedia, harmoni huruf vokal adalah proses pengelompokan huruf-huruf vokal ke kelas alami yang sama. Dalam Bahasa Indonesia, ada dua kelas huruf vokal. Terbuka dan tertutup. Huruf vokal terbuka memiliki bukaan mulut yang lebar, sementara huruf vokal tertutup memiliki bukaan mulut yang kecil. Berikut diagramnya:
Misal dalam kata "beli", huruf I ada dalam kelompok huruf vokal tertutup, berarti huruf E dalam kata "beli" adalah vokal Ê.
Sementara dalam kata "belok", huruf O adalah kelompok huruf vokal terbuka, berarti huruf E dalam kata ini adalah vokal E.
Aturan ini juga berlaku untuk huruf vokal yang lain. Seperti "pintu", bukan "pentu" ataupun "pinto".
Yang perlu diingat adalah, tetap ada satu-dua pengecualian. Contohnya adalah kata-kata serapan (dari asing maupun daerah) dan kata tidak baku.
Contoh kata serapan:
Roti, loker, ceri, dll.
Contoh kata tidak baku:
Belom, bosen, dll.
Sumber:
https://fass.ubd.edu.bn/research/malay/syll2.html
https://en.wikipedia.org/wiki/Vowel_harmony
0 comments:
Post a Comment